MANADO – Dinas Kesehatan Kota Tomohon mengutus sejumlah perawat dan bidan, ikut pelatihan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam resusitasi jantung dan paru-paru pada bayi baru lahir, di Bapelkes Manado, Selasa (4/9/2018).
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Ellen Timmerman SKep Ns MKes selaku pimpinan tim mengatakan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat.
Karena setelah mengikuti pelatihan, para perawat dan bidan dapat menambah pengetahuan, mengasah keterampilan, serta meningkatkan performa dalam penanganan persalinan.
Dan boleh mengidentifikasi tanda-tanda maupun bahaya asfiksia pada bayi baru lahir. Juga mampu melakukan keterampilan pemberian resusitasi secara tepat.
“Kiranya kegiatan ini boleh terus diadakan. Sebab adanya kerja sama seperti ini bakal meng-update ilmu dan keterampilan bagi para tenaga kesehatan,” kata Ellen, usai menerima materi oleh para pengajar dari St Luke’s International University Japan.
Apalagi, Dinkes Sulut membeberkan, dari 221 kasus kematian Balita, sebanyak 158 kematian terjadi pada masa neonatal. Terutama disebabkan BBLR sebanyak 33 persen, dan 20 persen karena asfiksia.
Diketahui, tim Dinkes Tomohon terdiri dari Ellen Timmerman SKep Ns MKes dan Ainy Pakasi SST.
Ada juga, Renda Tudus Amd Kep, Ribka Somba SST dan Julin Nonutu SST (RS Anugerah Tomohon), Ribka Goni SST (Puskesmas Tinoor), Lourin Santhi Lala Amd Keb, Angela F Mandagi STr Keb, Cicilia M Karamoy SST, Deybi Masye Mantiri Amd Keb (Puskesmas Pangolombian), Yulita Kaparang Amd Keb (Puskesmas Kakaskasen).
Selanjutnya, Jois Supit, Eunike Laloan Sinthia Andries (Puskesmas TaraTara), dan Grace Kalele Amd Keb (Puskesmas Rurukan).
(Harry)