Kaper BKKBN Sulut: Kondisi Anemia dan Gizi Buruk Berpotensi Lahirkan Anak Stunting 

oleh -193 Dilihat
Ir Diano Tino Tandaju MErg, Kaper BKKBN Sulawesi Utara.

MANADO-Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sulawesi Utara Ir Diano Tino Tandaju MErg, kondisi anemia dan gizi buruk pada remaja putri sebelum menikah hingga saat wanita hamil berpotensi melahirkan anak ‘stunting’. 


Karena itu, pencegahan stunting harus dilakukan sebelum menikah.


Menindaklanjutinya, telah dicanangkan oleh BKKBN terkait  program pemeriksaan kesehatan pranikah selama 3 bulan.


Dia mengatakan, pentingnya program tersebut didasari alasan jika ditemukan kelainan (kondisi patologis) bagi calon istri. 

Diungkapkan Tandaju, kasus yang paling sering terjadi adalah anemia pada remaja putri yang membutuhkan konsumsi tablet suplemen darah selama 90 hari. 


Demikian pula jika pengantin wanita (Catin) memiliki kondisi kurang gizi seperti kekurangan kalori protein atau kekurangan/kekurangan vitamin lain maka dibutuhkan waktu setidaknya tiga bulan untuk memperbaiki keadaan tersebut. 


Untuk Catin laki-laki, urgensi pemberian perhatian yang intensif pada masa pranikah karena produksi sperma untuk persiapan pembuahan dan menghasilkan keturunan yang sehat, membutuhkan prakondisi dan kebugaran bagi pria setidaknya 73-75 hari sebelumnya. 


Hal ini sesuai dengan teori tentang proses pembentukan sperma/spermatogenesis yang berlangsung selama itu.


Oleh karena itu, kata dia, idealnya setiap catin, 3 bulan sebelum menikah harus memeriksakan kesehatannya, seperti tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan kadar hemoglobin (Hb). 


Kemudian, kata Kaper BKKBN Sulut, hasil pemeriksaan tersebut dimasukkan melalui aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) yang diluncurkan secara nasional di Bantul, Yogyakarta. 


Terkait hal tersebut, Kaper BKKBN Sulut sebelumnya telah mengintensifkan sosialisasi kepada remaja binaan melalui workshop implementasi modul 1001 cara berbicara yang bertujuan untuk mendekatkan orang tua dan remaja. 


Melalui program tersebut juga menjadi tujuan akhir untuk menekan angka stunting dengan terbentuknya kesadaran remaja untuk tidak menikah di usia dini, termasuk memperhatikan asupan gizinya untuk persiapan sebelum menikah.


(vhp)

No More Posts Available.

No more pages to load.