Akan Serang Sejumlah Gereja di Merauke, 10 Teroris Ditangkap Densus 88

oleh -158 Dilihat
densus 88 anti teror
Densus 88 anti teror

PAPUA – 10 terduga teroris ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Kabupaten Merauke, Papua.

Penangkapan tersebut dilakukan pada Jumat 28 Mei 2021 sejak sore hinga malam hari di beberapa distrik di Merauke.

Melalui sambungan telepon pada Sabtu 29 Mei 2021, Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji mengungkapkan sudah menangkap 10 teroris beserta barang bukti semua yang berbahaya bagi masyarakat.

Foto : ilustrasi densus 88

Densus 88 menangkap terduga teroris itu di beberapa tempat yang berbeda.

“Mereka ditangkap di Jagebob, Kurik, Tanah Miring, dan seluruh Merauke,” kata Untung.

Keberadaan para terduga teroris di Merauke, terang Untung, diyakini untuk melakukan berbagai aksi di rumah ibadah.

Untung menambahkan, para terduga teroris itu belum melancarkan aksi karena aparat keamanan telah berjaga di sejumlah tempat ibadah.

“Mereka mau tembak-tembak atau taruh bom di gereja tapi kita (aparat keamanan) sudah penuh (berjaga) di gereja,” kata Untung.

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang makin gencar menebar teror di Papua disinyalir bertujuan untuk gagalkan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan digelar Oktober mendatang.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI Purn Teddy Lhaksmana Widya Kusuma. Tercatat selama 3 hari, 21-24 Mei 2021 sudah terjadi 60 aksi teror.

Hingga saat ini sudah 22 anggota KKB Papua yang ditembak mati aparat keamanan.

Berdasarkan keterangan Teddy, KKB ingin memanfaatkan pelaksanaan PON untuk mendapatkan perhatian dunia internasional dan ciptakan instabilitas.

“KKB juga bermaksud menggagalkan PON untuk menciptakan instabilitas untuk menarik perhatian dunia,” terang Teddy saat Rapat Kerja dengan Panitia Khusus Rancangan Undang-undang Otonomi Khusus Papua di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/5/2021).

Oleh karena itu, BIN merekomendasikan agar revisi UU Otsus Papua segera dirampungkan sebelum pelaksanaan PON XX di Papua.

“Amandemen UU Otsus untuk disegerakan agar tidak bersamaan dengan kegiatan PON ke-20 di Papua,” kata Teddy.

Hingga saat ini, aksi teror KKB masih terus meningkat di wilayah Papua, khususnya Kabupaten Puncak.

“Khusus di kabupaten puncak, KKB melakukan aksi teror dengan senjata aktif,” kata Teddy.

Selain Kabupaten Papua, beberapa kelompok juga tersebar di wilayah Pegunungan Tengah Papua antara lain di wilayah Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Lani Jaya, Kabupaten Mimika atau distrik Tembagapura, Kabupaten Nduga, Kabupaten Paniai, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kabupaten Pegunungan Bintang.

“Saat ini yang aktif di Kabupaten Puncak dan Intan Jaya adalah kelompok Tabuni, kelompok Lelagak dan, Militer Murib,” kata dia.

Teddy mengatakan BIN terus memberi dukungan kepada Satgas TNI-Polri untuk terus mengejar dan menumpas KKB.

Salah satunya dengan memutus jaringan logistik. Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan TNI-Polri yang berjaga di wilayah tersebut.

Teddy mengatakan pada 21-24 Mei 2021 telah terjadi 60 kali aksi teror, terdiri dari 13 insiden penembakan, 34 kontak tembak, dan 13 kali insiden gangguan keamanan lainnya.

Teddy menyebut sebanyak 8 aparat keamanan gugur dan 14 luka, dari kelompok warga sipil nonkombatan ada 5 orang meninggal dan 9 luka. Sedangkan dari kelompok bersenjata ada 22 meninggal dan 1 luka.

Nasib KKB Papua Tinggal Menghitung Hari

Untuk menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, Polri melibatkan sejumlah lembaga di Indonesia.

Berdasarkan rilis dari web resmi Polri, Kamis (27/5/2021), sejumlah lembaga tersebut antara lain Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), hingga Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw mengatakan, KKB di Papua dikategorikan sebagai kelompok teror lantaran mereka kerap menyerang warga sipil, merusak fasilitas umum, dan menyebabkan kekacauan.

Artinya, target mereka tidak hanya aparat keamanan.

“Berdasarkan fakta-fakta tindakan kekerasan yang mereka lakukan sudah sangat brutal yang menyasar masyarakat sipil, menyerang fasilitas warga dan publik itu

yang kita anggap sudah keluar dari tindakan konflik bersenjata yang selama ini mereka lakukan,” terang Kabaintelkam.

Foto : Anggota KKB inisial LW ditangkap Satgas

Aksi kekerasan yang dilakukan KKB dikategorikan sebagai tindak kejahatan luar biasa atau extraordinary crime.

Karena itu, dibutuhkan upaya yang luar biasa pula untuk menumpas kelompok tersebut.

“Di situlah pelibatan BNPT, Densus 88, PPATK, yang memperkuat pemberantasan, karena selain aktor utama yang melakukan kekerasan, kan ada juga yang mendorong anggaran dana,” terang mantan Kapolda Papua ini.

Kabaintelkam menerangkan, KKB di Papua memiliki senjata modern.

Diduga ada yang memberi suplai atau bantuan kepada mereka sehingga transaksinya bisa ditelusuri, khususnya dari sisi pergerakan uangnya.

Namun dalam beberapa kasus, KKB juga merampas senjata milik aparat.

Sebelumnya, Satgas Operasi Nemangkawi menangkap LW, seorang anggota Terinus Enumbi di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Minggu 23 Mei 2021.

LW ditangkap karena sebelumnya telah masuk Dalam Pencarian Orang (DPO) Kepolisian.

LW merupakan salah satu penyuplai senjata kelompok Terinus Enumbi, pelaku penembakan Almarhum Letda Blegur pada Agustus 2018 lalu.

Dia juga pelaku perampasan senjata api milik seorang prajurit TNI yang kala itu sedang membawa sembako, pada Februari 2020.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul KABAR TERKINI PAPUA – 10 Teroris Ditangkap Densus 88, Akan Menyerang Sejumlah Gereja di Merauke

No More Posts Available.

No more pages to load.