Aksi Heroik Sang Ibu Selamatkan Nyawa Anaknya Saat Terjadi Gempa Malang

oleh -220 Dilihat
cerita bocah satu tahun yang berhasil selamat saat peristiwa gempa di Malang dan sekitarnya

PONOROGO – Gempa dasyat yang terjadi di wilayah Jawa Timur, tepatnya di Malang dan sekitarnya, memberikan cerita sendiri bagi masyarakat disana.

Pasalnya bencana tersebut tak hanya meluluhlantakkan pemukiman dan memakan korban jiwa, namun juga menuguhkan kisah dan aksi heroik.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, dimana seorang ibu dengan heroik, berhasil menyelamatkan nyawa anaknya saat terjadi gempa

Foto : Gempa Malang

Petugas BPBD Ponorogo, Hadi Susanto mengatakan peristiwa tersebut terjadi di Jalan Gadung Melati, Desa Siman, Kecamatan Siman

“Satu keluarga nyaris menjadi korban gempa dan tertimpa bangunan yang ditinggali mereka yang tak pernah dilakukan perbaikan selama 30 tahun,” ujarnya

Beruntung, tambah dia sang ibu berhasil membawa keluar kedua anaknya yang berusia 8 tahun dan 1 tahun dari bangunan tua tersebut dan ternyata, insting sang ibu benar, gedung yang mereka tinggali roboh sesaat mereka tiba diluar

“Dari keterangan yang dihimpun saat gempa, pemilik rumah yang diketahui bernama Pur bersama istri dan kedua anaknya sedang berada dalam rumah,” ujarnya

Namun tambah dia, ketika gempa mulai membesar istri Pur yang saat itu bersama kedua anaknya langsung mengevakuasi diri dan berhasil selamat

“Saat gempa terasa, kedua anak dan istri lari keluar rumah termasuk membawa anaknya yang masih satu tahun,” katanya

Foto : Salah satu rumah di Ponorogo yang ambruk karena gempa

Beruntung Pur, istri dan kedua anaknya selamat dan bisa keluar rumah sebelum tembok rumahnya roboh.

Menurut Hadi, rumah milik Pur memang terbilang cukup tua.

Sebelum guncangan terjadi, rumah Pur sudah 30 tahun tidak diberikan perbaikan.

Akibatnya, bangunan rumahnya mudah sekali roboh jika saja ada guncangan sedikit.

“Memang belum ada perbaikan sejak 30 tahun, sehingga saat terjadi gempa kekuatan sekian menyebabkan rumah roboh,” lanjutnya.

Pasca gempa di malang, rumah tersebut pun saat ini dalam kondisi miring dan nyaris roboh.

Untuk itu, masyarakat, BPBD, TNI dan Polri gotong royong kerja bakti menurunkan atap agar kerusakan tidak semakin parah lantaran struktur rumah tak lagi kuat menyangga atap.

“Rumahnya ini sudah miring takutnya nanti malah roboh semuanya,” jelas Hadi.

Sementara itu, dampak gempa bumi yang bersumber di Malang Selatan ini memang cukup kuat.

Bahkan, guncangannya terasa sampai warga yang beraktivitas di Lombok, Pulau NTB.

Dari informasi yang kini berhasil dihimpun oleh TribunJatim.com, baru ada satu orang yang meninggal terdampak gempa satu ini.

Cerita mengenaskan itu datang dari warga Lumajang.

Guncangan gempa hampir dirasakan oleh seluruh warga yang tinggal di wilayah Lumajang.

Seperti yang diungkapkan Valentine, warga Candipuro, bahwa gempa yang terjadi pada Sabtu (10/4/2021), pukul 14.00 itu sangat dirasakan oleh warga.

Longsor telah terjadi di sejumlah titik jalur perbukitan Piket Nol, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, akibat terkena dampak guncangan gempa. Tepatnya di kilometer 56.

Nahas, saat longsor terjadi, ada pengendara motor pasangan suami-istri yang tertimpa batu besar dari atas bukit.

1 korban meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

“Yang meninggal dunia suaminya, untuk istri patah tulang dan motor hancur,” ujar Joko.

“Informasinya, korban saat ini sedang dilarikan ker rumah sakit.”

Namun, sampai berita ini diturunkan, pihaknya belum bisa menjelaskan identitas korban secara detail.

Cerita Lain di Malang

Gempa bumi 6,7 skala richter yang berpusat di Malang, Jawa Timur membuat sebuah patung raksasa gorila di Jatim Park 2 rontok.

Kepala patung yang terbuat dari beton setinggi 7 meter itu berguguran ke tanah, Sabtu (10/4/2021).

Public Relation Manager Jatim Park Group, Titik S Arianto menjelaskan, kerusakan patung itu tidak mengakibatkan korban jiwa.

“Tidak ada lapotan korban jiwa. Patung hanya rusak,” katanya, Sabtu (10/4/2021).

Diterangkannya, patung gorila tersebut dibuat pada 2008. Tingginya 7 meter.

Bagian kepala patung gorila yang terbuat dari rangka cor tersebut berjatuhan akibat gempa.

“Benar patung gorila pada bagian kepala hingga badan berjatuhan akibat gempa.

Namun kami belum mendapat informasi lebih lanjut dari penanggung jawab JTP 2 kondisi terkini,” ujar Titik

Lebih lanjut, pihaknya juga telah memastikan beberapa wahana lainnya tidak ada yang terdampak gempa.

Di antaranya JTP 1, JTP 3 dan Museum Angkut.

“Begitu juga untuk pengunjung kami pastikan dalam kondisi aman.

Kami akan informasikan lebih detail kembali setelah mendapat keterangan dari pengelola JTP 2.

Tapi yang jelas patung tersebut dibangun tahun 2008 dan diresmikan tahun 2010,” pungkasnya.

Titik sedang berada di Kota Malang saat gempa terjadi.

Ia masih mrnghimpun informasi terkait dampak patung yang rusak.

BPBD Batu belum melaporkan adanya kerusakan parah atau korban jiwa di Kota Batu hingga pukul 16.20 WIB.

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Kisah Bocah 1 Tahun Selamat dari Gempa di Malang, Rumah 30 Tahun Posisi Miring

No More Posts Available.

No more pages to load.