Waspada dan Jangan Ikut! Generasi Milenial Jadi Sasaran Doktrin Radikalisme

oleh -507 Dilihat

JAKARTA – Hati-hati dan jangan ikut, DIREKTUR Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid mengingatkan pada para generasi melenial agar tetap waspada.

Agar generasi milenial tidak terjangkit doktrin atau paham radikalisme,karena generasi milenial yang berusia 20 sampai 39 belum stabil dan senang dengan tantangan.

Dibanding dengan generasi Z yang berusia 14 sampai 19 tahun atau generasi X yang berusia 40 tahun keatas, generasi milinial lebih mudah terpapar doktrin radikalisme.

Foto : ilustrasi terorisme

Ahmad mengatakan radikalisme banyak menjangkiti mereka yang berusia 20 sampai 39 tahun karena beberapa faktor.

Pertama karena generasi milenial ada di masa pertumbuhan yang tingkat kedewasaannya masih pembentukan dan masih mencari jati diri.

Selain itu, kata dia, emosi mereka belum stabil dan senang dengan tantangan.

Selain itu, kata Ahmad, kecenderungan semangat keagamaan mereka tinggi.

“Ini mudah sekali keterpaparannya apalagi dengan maraknya atau fenomena dunia maya. Apalagi tentu saja generasi milenial yang banyak menggunakan fasilitas dunia maya ini,” kata Ahmad

Untuk itu, kata dia, BNPT telah membuat sejumlah strategi pencegahan pemaparan radikalisme terhadap mereka di antaranya dengan menguatkan dan melibatkan secara aktif dan peoduktif civil society moderat, tokoh agama, dan civitas academic.

Hal itu karena menurutnya puncak dari keagamaan bukan pada tindakan jihad sebagaimana yang dipahami oleh penganut paham radikal.

Foto : ilustrasi terorisme

Untuk itu, ia mengajak generasi milenial untuk tidak mengikuti baik akun media sosial maupun ajaran ustaz-ustaz intoleran dan radikal.

“Kedua, anak-anak kita jangan boleh memfollow ustaz-ustaz yang intoleran, ustaz-ustaz yang radikal karena ustaz ini adalah pintu masuk radikalisasi tadi, pintu masuk radikalisme,” kata Ahmad.

Ia pun menjelaskan indikator ustaz-ustaz yang berpaham radikal di antaranya mengajarkan intoleransi terutama yang menganut Salafi Wahabi Jihadis.

“Saya mengatakan semua teroris yang kami tahan baik itu di Polri, lapas, BNPT itu semua berpaham Salafi Wahabi (Jihadis). Tetapi tidak semua wahabi salafi otomatis adalah teroris,” kata Ahmad.

Selain itu, lanjut dia, ustaz-ustaz yang membentur-benturkan antara agama dengan budaya, agama dengan negara, atau agama dengan nasionalisme.

“Ini sudah selesai. Jadi kalau ada ustaz yang melakukan dikotomi seperti itu, hati-hati, waspada, dan jangan diikuti karena itu sudah ustaz yang akan meradikalisasi,” kata Ahmad.

Menurutnya, jika ajaran tersebut diterima secara mentah-mentah oleh generasi milenial maka mereka akan mudah mengkafirkan orang-orang yang tidak sepaham apalagi yang seagama.

Selain itu mereka juga akan merasa terzolimi, dizolimi, atau diperlakukan tidak adil, menghalalkan segala cara atas nama agama, hingga akhirnya melakukan aksi teror.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Radikalisme Sasar Milienial, Ahmad Nurwakhid: Hati-hati, Waspada, dan Jangan Diikuti

No More Posts Available.

No more pages to load.