dr Anastasia Lumentut SpOG memberikan penyuluhan di kegiatan yang rutin digelar Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (IPKRS) RSUP Prof Kandou Manado.
MANADO-Kista ovarium sering ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan rutin.
Menurut dr Anastasia Lumentut SpOG, walau sering tanpa gejala tapi kista ovarium mempunyai tanda-tanda klinis.
Di antaranya nyeri saat menstruasi, nyeri di perut bagian bawah, nyeri pada saat berhubungan badan, nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
“Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan buang air besar. Siklus menstruasi tidak teratur dan bisa juga jumlah darah yang keluar banyak,” sebut dokter yang bertugas di RSUP Kandou ini.
Sampai sekarang ini, sebut dr Anastasia, penyebab kista ovarium belum sepenuhnya dimengerti. Tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus.
Lanjutnya, kista ovarium ada yang bersifat jinak dan ganas (kanker). Biasanya kista yang berukuran kecil bersifat jinak.
Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui pemeriksaan dengan USG (abdomen atau transvaginal), kolposkopi screening, dan pemeriksaan darah (tumor marker atau petanda tumor).
Ditambahkan dr Anastasia, jika kista tidak menimbulkan gejala maka cukup dipantau selama 1-2 bulan. Karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker).
“Operasi berupa tindakan laparoskopi atau laparotomi dilakukan jika kista membesar,” pungkasnya.