PAPUA – Kapolda Papua Irjen Rudolf Albert Rodja membenarkan adanya laporan tentang beberapa orang pendulang emas di wilayah Kabupaten Yahukimo telah dianiaya dan dibunuh.
“Saya sudah mendapat laporan awal dari Kapolres Yahukimo dan Kapolres Asmat,” kata Irjen Rodja, saat dikonfirmasi di Jayapura, Selasa (3/9)/2019.
Menurut dia, lokasi pendulangan emas itu berada jauh dari ibu kota Kabupaten Yahukimo. Namun, diakuinya, tim kedua Polres telah melakukan pengecekan ke lokasi pendulangan yang berada di perbatasan.
Dalam kesempatan berbeda, Mabes Polri menjelaskan ada 5 orang tewas dalam kejadian itu. Dugaan sementara, para korban diserang pelaku dengan menggunakan panah, tombak dan parang.
“Informasi awal, lima orang yang diperkirakan tewas,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Jakarta.

“Pelaku melarikan diri ke dalam hutan. (Pelaku) menyerang begitu saja, tidak ada konflik sebelumnya,” imbuh jenderal polisi bintang satu itu.
Sementara itu, Kapolres Boven Digul, AKBP Samsul Rizal mengakui, adanya warga yang dievakuasi dari pedalaman yang berbatasan dengan kabupaten lainnya.
Tercatat sedikitnya 47 orang yang dievakuasi dengan menggunakan long boat (perahu motor panjang), tiga orang di antaranya harus dirawat di RSUD Tanah Merah akibat luka luka yang dideritanya.
“Luka-luka yang dialami warga sipil itu diduga akibat terkena sabetan senjata tajam,” kata dia, yang dihubungi dari Jayapura.
“Bisa saja mereka itu bagian dari pendulang yang sebelumnya sempat dilaporkan dianiaya hingga meninggal di pedalaman Yahukimo, namun untuk memastikannya masih menunggu laporan anggota,” imbuh Kapolres.
Pendataan terhadap ke 47 orang masih terus dilakukan, dan dari keterangan awal mereka melarikan diri dari lokasi yang berada di perbatasan Kabupaten Yahukimo, Asmat dan Kab.Pegunungan Bintang ke Ukowi dan lanjut ke Phoo yang kemudian dievakuasi ke Tanah Merah.
Sumber/ MerahPutih.com