TAHUNA-Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah perbatasan paling utara perbatasan Filipina-Indonesia khususnya Kepulauan Matutuang Kecamatan Kepulauan Marore sanhat tinggi.
Namun sangat disayangkan kebutuhan ini tidak dibarengi dengan pasokan atau stok yang memadai, sehingga bisa dikata kebutuhan BBM di wilayah perbatasan ini masih langkah.
Hal ini sendiri diungkapkan masyarakat Matutuang saat menggelar dialog bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sangihe, pada pelaksanaan program Me’Daseng pekan lalu.
Dimana, masyarakat Matutuang menyuarakan kepada Bupati, BBM di Kepulauan Matutuang hingga saat ini masih langkah. Bahkan untuk harga BBM sangat tinggi.
Hal senada juga dikatakan Camat Kepulauan Marore Imelda Lawendatu, kepada Pemerintah daerah agar dapat memperhatikan kebutuhan BBM di wilayah perbatasan Marore, Matutuang dan sekitarnya.
“Memohon kepada Bupati, agar dapat mengatasi kelangkaan BBM di Kecamatan Marore,” ungkap Lawendatu.
Menanggapi kelangkaan BBM di Matutuang Bupati Jabes E Gaghana SE ME mengatakan, saat ini Pemkab Sangihe, sementara menjalin komunikasi dengan Pemerintah Pusat, agar BBM yang ada di pulau dapat segera teratasi dan untuk harga di Pulau terluar sama harganya dengan di daratan Sangihe.
“Masalah BBM ini harus segera teratasi. Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah pusat. Pemkab sudah memfasilitasi serta memberikan solusi terkait BBM. Karena selama ini yang menjadi kendala adalah biaya angkut dan jarak tempuh serta jadwal kapal yang tidak menentu. Jika masalah ini dapat teratasi maka kebutuhan di pulau Perbatasan akan terpenuhi,” singkat Gaghana yang meminta topangan warga perbatasan untuk menjawab kebutuhan bersama ini.
(sam)
