History – Mumifikasi, atau pengawetan mayat yang dilakukan dibanyak wilayah mesir memang sudah sangat terkenal.
Tak hanya manusia, hewan pun tak luput di jadikan mumi.
Sosok mumi berikut dianggap sebagai salah satu mumi terbaik yang diawetkan di dunia.
Meski wajahnya tampak bengkak dan cacat, kulitnya masih lunak untuk disentuh, tidak ada tanda-tanda rigor mortis (kaku mayat) yang tampak.
Lengan dan kakinya juga masih bisa bengkok. Bahkan, organ internalnya masih utuh dan masih ada darah di pembuluh darahnya.
Mumi lainnya cenderung hancur pada gerakan sekecil apa pun. Tidak dengan mumi Lady Dai.
Mumi Lady Dai
Dikutip dari laman Amusing Planet, dokter bahkan masih bisa melakukan otopsi lebih dari 2.100 tahun setelah kematiannya.
Ini membuat mereka tidak hanya mampu merekonstruksi kematiannya, tetapi juga hidupnya.
Dokter bisa menentukan golongan darahnya, yakni bertipe A.
Otopsi Lady Dai boleh dibilang profil medis paling lengkap yang pernah dikompilasi pada individu kuno.
Lady Dai, atau Xin Zhui, adalah istri aristokrat dari bangsawan Dinasti Han, Li Cang.
Tidak diragukan lagi dia menjalani kehidupan yang mewah — makamnya dipenuhi kemewahan yang hanya bisa dilakukan oleh orang kaya di zamannya.
Hal itu termasuk pakaian sutra bersulam indah, rok, sarung tangan mungil, kantong sutra yang diisi dengan berbagai bumbu, bunga yang harum, kotak-kotak kosmetik, alat musik dan patung musisi, serta lebih banyak barang-barang lainnya.
“Benda-benda ini menunjukkan Lady Dai hidup mewah, yang sangat dia nikmati,” kata Willow Weilan Hai Chang, direktur Galeri Institut Tiongkok di New York City pada tahun 2009 lalu.
“Dia ingin mempertahankan gaya hidup yang sama di akhirat,” tambahnya.
Dikenal dengan kecantikannya di masa muda, Lady Dai memanjakan diri dalam setiap kenikmatan kuliner (seperti sup kalajengking) sampai ia mengalami obesitas.
Ukiran di penanda makamnya menggambarkan dia bersandar pada tongkat
Dia mungkin tidak bisa berjalan tanpanya karena trombosis koroner dan arteriosklerosis yang didapatkan karena gaya hidupnya yang tidak aktif fisik.
Ditemukan — seperti yang diungkap otopsi — sebuah fusi tulang di tulang belakangnya yang akan menyebabkan sakit punggung yang parah dan kesulitan berjalan.
Dia juga memiliki penyakit dalam kemungkinan besar karena makan makanan setengah matang, atau kebersihan yang buruk.
Arterinya juga tersumbat, penyakit jantung yang serius, osteoporosis dan batu empedu, salah satunya bersarang di saluran empedunya dan semakin memburuk kondisinya.
Lady Dai meninggal pada usia sekitar lima puluh tahun akibat serangan jantung mendadak, yang disebabkan oleh kesehatan yang buruk selama bertahun-tahun. Makanan terakhirnya terdiri dari melon.
Ironisnya, makamnya berisi sejumlah besar informasi dalam bentuk buku dan artefak tentang kesehatan, kesejahteraan, dan umur panjang.
Pada artefak bertuliskan karakter China, ada berbagai obat tradisional China untuk mengobati sakit kepala, kelumpuhan, asma, masalah seksual dan masalah kesehatan lainnya.
Makam Lady Dai ditemukan pada tahun 1971 di sebuah situs arkeologi bernama Mawangdui dekat kota Changsha.
Peti mati Lady Dai
Dia ditemukan terbungkus dalam dua puluh lapisan sutra dan dibaringkan dalam serangkaian empat peti mati berlapis-lapis dengan ukuran yang semakin kecil.
Untuk menahan udara dan air, makamnya penuh dengan arang dan bagian atasnya disegel dengan beberapa kaki tanah liat.
Ruang kedap udara ini secara efektif membunuh bakteri yang mungkin ada di dalam dan membantu melestarikan tubuhnya.
Para arkeolog juga menemukan jejak merkuri di dalam peti matinya, menunjukkan bahwa logam beracun itu mungkin telah digunakan sebagai agen antibakteri.
Patung lilin Lady Dai menggambarkan ia sewaktu muda
Tubuhnya juga ditemukan terendam dalam cairan tidak dikenal yang sedikit asam, yang juga mencegah bakteri tumbuh.
Beberapa percaya cairan tersebut sebenarnya adalah air dari tubuh dan bukan cairan pengawet yang dituangkan ke dalam peti matinya.
Bagaimana sebenarnya tubuh Lady Dai bertahan dari pembusukan adalah sebuah misteri, karena banyak mayat di ruang kedap udara dan kedap air yang sama, gagal dipertahankan.
Penggalian di Mawangdui dan jasad Lady Dai, serta suami dan putranya, dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologi besar pada abad ke-20.
Tubuh Lady Dai saat ini berada Museum Provinsi Hunan, di mana orang-orang dapat melihatnya.
Sumber/ Grid.ID