Indeks Dolar Melemah, Sepertinya Hanya Koreksi Teknikal

oleh -133 Dilihat
Ilustrasi Rupiah dan Dolar.

Jakarta, – Indeks dolar (DXY) AS melemah jelang dibukanya perdagangan sesi AS Jumat (29/3/2019), namun pelemahan ini sepertinya akibat koreksi teknikal.

Pada pukul 17:02 WIB lalu, indeks dolar sempat menyentuh level tertinggi sejak 11 Maret di kisaran 97,34 sebelum berbalik turun dan berada di kisaran 97,14 pada pukul 18:43 WIB.

Pelemahan indeks dolar terlihat akibat koreksi teknikal melihat lawan-lawan utamanya yang cenderung masih tertekan.

Euro misalnya meski menguat namun masih bergerak di dekat level terendah tiga pekan. Penguatan euro terjadi setelah sebelumnya membukukan penurunan tiga hari beruntun. Poundsterling juga menguat terhadap dolar, namun sebelumnya sempat anjlok hingga mendekati level psikologis US$ 1,3.

Kedua mata uang itu kemungkinan berbalik menguat terhadap dolar akibat aksi short covering, atau pelaku pasar banyak yang melepas posisi jualnya yang telah profit.

Para trader mata uang ini sepertinya juga bersiap untuk mengantisipasi voting proposal Brexit karya Perdana Menteri, Theresa May, jilid III yang akan dilakukan di Parlemen Inggris Jumat waktu setempat, atau Sabtu (30/3/2019) waktu Indonesia.

Euro dan poundsterling merupakan dua kontributor terbesar dalam membentuk indeks dolar, masing-masing sebesar 57,6% dan 11,9%. Mata uang lainnya yang membentuk indeks dolar yakni yen (13,6%), dolar Kanada (9,1%), krona Swedia (4,2%) dan franc Swiss (3,6%”).

Indeks dolar sering digunakan untuk mengukur kekuatan mata uang negeri Paman Sam, dan kerap mempengaruhi sentimen pelaku pasar.Sebelum voting Brexit jilid III, serangkaian data ekonomi dari AS berpotensi menjadi penggerak indeks dolar.

Data-data tersebut antara lain inflasi versi Personal Capital Expenditure (PCE), belanja personal, Aktivitas manufaktur wilayah Chicago, dan revisi tingkat keyakinan konsumen.

Melihat backgroud secara keseluruhan, dolar terlihat masih akan unggul dibandingkan mata uang utama lainnya, terlebih jika data-data di atas dirilis lebih tinggi dari prediksi.

Sumber/ CNBC Indonesia

No More Posts Available.

No more pages to load.