SITARO-Sebanyak empat kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sitaro ditetapkan status tanggap darurat, di hari ke-7 bencana erupsi Gunung Karangetang.
Di antaranya, Kecamatan Siau Barat Utara, Kecamatan Siau Barat, Kecamatan Siau Tengah, dan Kecamatan Siau Timur.
Humas Kantor SAR Manado Fery Arianto menerangkan, status tanggap darurat ditetapkan dalam pertemuan antara Bupati Sitaro Evangelien Sasingen SE dengan BPBD, Tim SAR, dan TNI-Polri.
Sebelumnya, Fery menyebut jumlah pengungsi yang telah berhasil dievakuasi sebanyak 195 orang dari 54 KK. Sementara 434 warga di Desa Batubulan masih terisolir.
Untuk peralatan tersedia dua jenis. Yaitu alat utama (Alut) laut dan Alut darat.
Alut laut terdiri dari KN SAR Bima Sena 1 unit dan Rubber boat 2 unit milik Kantor SAR Manado, Rescue Speedboat 1 unit dan Kapal Katamaran 1 unit milik BPBD Sitaro, juga Rubber Boat 1 unit milik TNI AL.
Sedangkan Alut darat berupa 1 truk serbaguna, 1 mobil rescue, dan 2 motor trail milik BPBD Sitaro, 1 mobil rescue dan 1 truk tangki air bersih punya Dinas Sosial, dan 1 mobil ambulance dari Dinas Kesehatan.
“Sampai saat ini, tim gabungan dari Polsek Siau Barat, Koramil Siau, BPBD Sulut, BPBD Sitaro, BPBD Sangihe, Kodim 1301/Sangihe, PMI Sitaro, PVMBG Sitaro, Kantor SAR Manado, Pos SAR Tahuna, dan masyarakat tetap standby di lokasi,” ujar Fery.
Dalam keterangannya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut, peningkatan aktivitas Gunung Karangetang masih berpusat di Kawah Dua (Kawah Utara).
Saat ini, erupsi yang paling dominan terjadi di Gunung Karangetang bersifat efusif (guguran lava dan awan panas guguran).
Namun berpotensi disertai erupsi eksplosif skala kecil seperti erupsi tipe strombolian (erupsi dengan lontaran batu/lava pijar disertai abu).
Meski begitu, indikasi untuk terjadinya erupsi eksplosif dengan skala besar belum teramati.