Kasus si Cantik Dimangsa Buaya, Ada 2 Kejanggalan Yang Di Selidiki Pihak Kepolisian.

oleh -344 Dilihat
Banyak petunjuk baru yang didapat petugas di lapangan.

MINAHASA – Kasus kematian Deasy Tuwo yang diduga dimangsa buaya di Ranowangko Tanawangko, Minahasa, Sulawewi Utara, masih dalam pemeriksaan kepolisian.

Pasalnya, ada banyak petunjuk baru yang didapat petugas di lapangan, usai penemuan korban di dalam kandang buaya, Jumat (11/1/2019) lalu. Petunjuk-petunjuk tersebut bisa menjadi jalan masuk bagi penyidik yang sedang melakukan pengembangan kasus.

Seperti menurut Informasi  dari beberapa sumber terpercaya, menyebutkan alas kaki yang biasa digunakan korban dan tempat makan buaya, berada di lokasi yang jauh dari kandang buaya. Itu kejanggalan pertama.

Keanehan kedua, korban saat ditemukan tiga saksi Jumat pagi sudah tidak menggunakan pakaian bagian atas, padahal saat itu kondisi tubuh korban sebagian masih utuh.

Terpisah, Kapolsek Tombariri Iptu Jantje Untu menyatakan, hingga saat ini upaya pemanggilan terhadap Mr Ochiai, si pemilik buaya belum membuahkan hasil. Penyidikan pun kata dia, fokus ke tiga pihak. Masing-masing, pemilik perusahaan, pemilik hewan, dan pemilik lahan tempat PT Tiara Indo Pearl beraktivitas.

Buaya berukuran panjang 5 meter yang telah memangsa si cantik Deasy Tuwo.
Buaya berukuran panjang 5 meter yang telah memangsa si cantik Deasy Tuwo.

“Sesuai dengan kebutuhan instruksi pimpinan, kami memfokuskan penyidikan ke ke tiga objek tersebut. Masih terus berproses, belum bisa kami simpulkan apakah ini benar-benar murni kecelakaan atau tidak. Karena, ada fakta-fakta baru di lapangan yang janggal,” beber dia.

Polres Tomohon belum yakin untuk menyimpulkan, bahwa korban diduga meninggal karenakan dimakan buaya. Hal tersebut diungkapkan Wakapolres Tomohon Kompol Joyce Wowor. Kata Wowor, pihaknya masih melakukan pemeriksaan ke semua pihak, yang berhubungan dengan meninggalnya korban.

“Masih dilidik (penyelidikan) oleh petugas di lapangan. Semua yang memiliki sangkut paut dengan korban. Baik pekerja, pemilik, keluarga hingga saksi yang pertama kali menemukan korban,” ungkap Wowor.

“Beberapa bukti-bukti guna menopang jalannya proses penyidikan, sudah dikantongi penyidik. Termasuk, dengan hasil otopsi korban. Namun khusus untuk hasil otopso belum bisa kita beber. Masih menjadi konsumsi internal, guna pengembangan dan penyimpulan kasus yang jarang terjadi ini,” sambung Wowor. Lanjutan penyidikan dinanti semua pihak, utamanya keluarga korban.

Sementara itu, buaya yang bernama Merry tersebut, pukul 11.00 hingga pukul 13.00 WITA kemarin, sudah dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Utara, dari lokasi PT Tiara Indo Pearl di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Minahasa.

Seperti dilansir beberapa media lokal, Babinsa Koramil 1302-07/Tombariri Serda Arsyad harus bergulat dengan buaya yang diduga memangsa Deysi Tuwo. Penangkapan dan pemindahan tujuannya untuk menghindari jangan sampai ada lagi korban berikutnya.

Serda Arsyad mengatakan senang bisa membantu warga. “Saya secara pribadi merasa senang bisa berhasil menangkap buaya tersebut, walaupun di dalam hati saya merasa was was, sebab hewan ini adalah tergolong dalam binatang buas. Bagaimana tidak, kita ketahui bersama bahwa beberapa hari yang lalu hewan ini memangsa seseorang, namun demikian saya merasa bangga sebab sudah bisa menjinakkan buaya tersebut,” ujarnya.

Sumber: jpnn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.