MANADO-Wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Utara diperkirakan oleh sejumlah ahli akan terjadi hingga April 2019 nanti.
Namun Dinas Kesehatan Sulut berupaya agar wabah DBD bisa tuntas pada bulan Maret.
Kepala Dinas Kesehatan Sulut dr Debie Kalalo MSc PH mengakui, kondisi ini juga dipengaruhi kondisi alam berupa curah hujan cukup tinggi menerjang Sulut.
“Tapi yang pasti, kami berupaya agar angka kematian akibat DBD tidak bertambah, di mana sesuai laporan sudah 5 pasien meninggal akibat DBD. Untuk 2 pasien meninggal di Sangihe, ternyata salah satunya karena penyakit meningitis,” ujar Kalalo.
Dia pun berharap, semua elemen di kabupaten/kota bersama-sama masyarakat turut serta dalam Gerakan Serentak Pencegahan dan Pengendalian DBD.
Melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Menguras Menutup Mendaur ulang (PSN 3M PLUS), secara kontinu setiap minggu di lingkungan rumah, sekolah, kantor, tempat-tempat umum, rumah ibadah, dan kompleks pekuburan.
Hal itu ditekankan Kalalo pada rapat koordinasi bersama Dinas Kesehatan kabupaten/kota, instansi vertikal, RS pemerintah dan swasta, organisasi profesi, institusi pendidikan tinggi kesehatan, dan sejumlah insan kesehatan, Kamis (10/1/2019).
Disebutkan Kalalo, pada pertemuan ini juga merumuskan bersama-sama penanganan lanjutan terkait DBD. “Dalam rapat juga disepakati untuk membentuk posko DBD di kabupaten/kota maupun RS, agar bisa terpantau perkembangan penanganan DBD,” kata Kalalo.
Dia meyakinkan bahwa para pimpinan RS pemerintah maupun swasta telah menyatakan komitmen, untuk menerima setiap pasien yang menunjukkan gejala DBD. Agar tidak ada keluhan penanganan lambat oleh tenaga kesehatan.(*)