DBD di Minut 291 Kasus, Telah Makan Korban 3 Nyawa Anak

oleh -57 Dilihat

MINUT—Dimusim penghujan ini serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Minahasa Utara semakin menjadi. Tercatat sudah ada 291 kasus DBD hingga Minggu (16/12/2018) kemarin dan telah memakan korban tiga nyawa melayang.

Menurut Aktivis Minut William Luntungan SE mengatakan, harusnya Pemkab Minut lebih serius dalam penanganan serangan DBD ini.

“Karena saat ini Minut sudah darurat DBD.  Inilah jadinya kalau cuma fogging di tempat-tempat tertentu dan ada korbanya yang meninggal padahal sudah hampir semua tempat sudah ada korban positif DBD,” ujarnya.

Dikatakannya juga bahwa selain tanggungjawab pemerintah, masyarakat juga perlu bergerak dan jangan selalu berharap dan menyalahkankan pemerintah.

“Kiranya desa/kelurahan juga  hidupkan kembali tradisi mapalus untuk bersih-bersih kampung dan mencegah berkembangnya jentik-jentik nyamuk, apalagi saat ini menghadapi musim hujan,” harapnya.

Terpisah, Kepala Seksi Surveilens dan Imunisasi Dinas Kesehatan Islamadina Aksa mengatakan, sejak Januari hingga saat ini, tercatat 291 kasus DBD.

” Sudah ada tiga anak yang meninggal dari 291 kasus ini. Pertama Bulan Oktober di Desa Talawaan, Kecamatan Talawaan, kedua Bulan November, di Kelurahan Airmadidi Atas, Kecamatan Airmadidi dan yang ke tiga Bulan Desember, di Desa Matungkas, Kecamatan Dimembe,” ungkapnya.

Jadi untuk kasus DBD ada dua diagnosa, murni dan sudah gejala awal. Akan tetapi ada penyakit lain yang di diagnosa dokter lebih tinggi dari DBD, tidak masukan ke data, makanya kami harus menunggu konfirmasi serta menunggu hasil laboratorium, karena Puskesmas tidak bisa mendiagnosa, hanya yang bisa mendiagnosa  di rumah sakit.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Minut dr Rina Widayati MKes mengatakan, memang untuk situasi di lapangan perlu ada tindakan kebersihan lingkungan.

“Karena faktor penyebab yang utama dari DBD itu adalah kebersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk,” ungkapnya.

Untuk memberantas sarang nyamuk ini harus bersih-bersih lingkungan dan bukan dengan fogging saja. “Karena fogging hanya untuk membunuh nyamuk dewasa dan jentik-jentik tidak mati kalau tidak di bersihkan. Dan jangan berharap pada fogging karena itu adalah zat kimia yang disemprotkan ke udara, kalau itu di semprot  terus akan tercemar udaranya. Intinya harus bersih-bersih lingkungan agar tak ada jentik-jentik nyamuk,” kuncinya.

(Budi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.