JAKARTA — Sejumlah elemen masyarakat mengatas namakan Gerakan Jaga Indonesia meminta Polda Metro Jaya untuk tidak mengizinkan acara reuni akbar Alumni 212 yang bakal berlangsung di Monas, Gambir, Jakarta Pusat.
Sekjend Gerakan Jaga Indonesia, Budi Djarot mengatakan, reuni Alumni 212 yang akan digelar pada Minggu 2 Desember mendatang itu tidak menutup kemungkinan tersimpan agenda terselubung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah jelas dilarang keberadaanya di Indonesia.
“Saya melihat ini kekuatan HTI masih tetap hidup walaupun sudah dibubarkan dan mereka tetap berdakwah tentang negara khilafah, untuk itu sebelum terjadi yang lebih parah, kami minta agar Polda Metro mencegah aksi atau Reuni 212 itu,” kata Budi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (26/11/2018).
Budi mengklaim bahwa Gerakan Jaga Indonesia itu sudah tersebar ke seluruh daerah di Indonesia bahkan manca negara. Mereka mempunyai semangat yang sama yakni menjaga persatuan NKRI.
Sementara itu, Ketua Presidium Gerakan Jaga Indonesia untuk wilayah Indonesia timur, Deki Matulesi menambahkan, pihaknya siap terbang ke Jakarta apabila nantinya ada bendera HTI yang berkibar di tengah-tengah massa alumni 212 tersebut.
“Jika di acara reuni Alumni 212 itu nanti ada bendera tauhid, jangan salahkan kami, akan turun ribuan orang juga ke Jakarta untuk mencopot dan berhadapan langsung, bertabrakan dengan alumni 212, karena kami sepakat untuk menjaga NKRI,” pungkasnya.
Sekadar informasi, Alumni 212 adalah sebuah forum yang dibentuk untuk menampung orang-orang yang pernah terlibat dalam aksi Bela Islam pada Desember 2017 silam, menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk segera dipenjara.
Aksi itu digelar hingga berjilid-jilid, menjelang Pilgub DKI Jakarta, mereka menuntut agar Ahok dipenjara dengan tuduhan menistakan agama Islam memalui pidatonya di Kepulauan Seribu yang menyadur surah Al-Maidah ayat 51.
(sumber: okezone.com)