MANADO-Remaja zaman now (kini) harus peduli terkait kesehatan mentalnya. Hal tersebut menjadi bahasan utama pada simposium bertajuk ‘Integrated Service for Adolescence Mental Health in Changing World’,yang digelar di Aula RSUL Prof Kandou, Sabtu (20/10/2018) lalu.
Simposium yang dibuka Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Prof Kandou dr Celestinus Eigya Munthe SpKJ MKes tersebut, juga menjadi penutup rangkaian peringatan Kesehatan Jiwa Sedunia 2018.
Di dalamnya mengupas tuntas masalah bullying, adiksi perilaku, depresi dan bunuh diri.
Sebelumnya, materi ‘Young People and Mental Health in A Changing World an Interview’ dan ‘Parenting Program to Improve The Mental Condition in Young People’ oleh Dr dr Theresia Kaunang SpKJ(K), menjadi pengantar bagi peserta simposium tersebut.
Ketua Panitia dr Linny Liando SpKJ menjelaskan, pada panel pertama yang mengupas tuntas soal bullying, diperdalam melalui tiga pokok bahasan.
Yaitu, gambaran klinis remaja pelaku dan potensi gangguan mental korban tindak perundungan oleh dr Nahyun Trisnadi MKes SpKJ. Peer pressure dan interaksi kelompok dalam perkembangan mental remaja oleh Hanna Monareh MPsi Psikolog. Dan pendampingan keluarga remaja dengan problem perilaku kekerasan oleh Andi Buanasari Ns MKep SpKepJ.
Selanjutnya, panel kedua yang mengupas tuntas terkait adiksi perilaku dibagi dalam tiga pembahasan.
Di antaranya, psikopatologi dan spektrum klinis adiksi oleh dr Celetinus Eigya Munthe SpKJ MKes. Peran konseling dan mentoring dalam menghadapi tantangan perilaku adiksi internet dan game online oleh Jansen Mawikere MPsi Psikolog. Dan Modifikasi lingkungan untuk manajemen perilaku adiksi oleh Esrom Kanine MKep Ns SpKepJ.
Kemudian, panel ketiga mengupas tuntas soal depresi dan bunuh diri. Masing-masing oleh dr Ireine Roosdy MKes SpKJ tentang depresi versus galau dan self harm di kalangan remaja. Kabag Psikologi Polda Sulut AKBP Andi Hendrawan SPsi Psikolog menyangkut optimalisasi psikoterapi individu dan crisis intervention untuk pencegahan perilaku bunuh diri. Juga asuhan keperawatan khusus untuk remaja dengan depresi dan perilaku bunuh diri oleh Ns Melania MKes.
Sekretaris Panitia Hanna Monareh MPsi Psikolog menambahkan, melalui simposium bagi tenaga kesehatan ini, akan memaksimalkan pelayanan kesehatan mental. Khususnya juga pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan mental masa kini.
“Kami juga mengapresiasi peserta yang hadir. Karena di luar ekspektasi panitia, sekira 200 ikut serta mulai dari kalangan dokter, psikolog, perawat, para dosen, mahasiswa, pemerhati kesehatan mental remaja, dan para orang tua,” imbuh Hanna.
Dalam simposium ini, juga dihadiri Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sulut dr Louisa Pongajow MKes, dan Ketua Tim Penggerak Kesehatan Jiwa Masyarakat Sulut dr Mieke Rumambi MPH.(*)