15 Kg Komoditas Ilegal Milik Turis Tiongkok Disita di Bandara Sam Ratulangi

oleh -22 Dilihat
Ir Junaidi MM, Kepala Balai Pertanian Kelas I Manado.

MANADO-Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado resmi menahan barang bawaan salah satu penumpang saat tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado. Karena membawa komoditas wajib periksa karantina pertanian berupa bahan rempah lada sichuan sebanyak 10 kg, dan 5 kg daging babi asap.

Si pemilik pun tidak melengkapi dokumen pertanian dari negara asal.

Penumpang bernama Lou Hua adalah warga Tiongkok yang menumpang pesawat Lion Air dari Shen Zhen Tiongkok pada 22 Februari 2018 lalu.

Kepala Balai Pertanian Kelas I Manado Ir Junaidi MM menerangkan, penahanan tersebut dikoordinasikan dengan petugas Bea Cukai Bandara Sam Ratulangi Manado.

Kemudian pada Jumat (16/3/2018), petugas BNN telah mengambil sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut.

10 kilogram lada sichuan asal Tiongkok yang disita Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado.
10 kilogram lada sichuan asal Tiongkok yang disita Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado.

Menurut Junaidi, langkah ini dilakukan sebagai upaya instansi-instansi di entry point (pintu masuk) seperti di Bandara Sam Ratulangi Manado, untuk menjamin ketatnya pengawasan kualitas komoditas yang masuk ke Sulut.

Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, dokumen Phytosanitary Certificate (PC) wajib dipenuhi setiap pembawa komoditas.

Dokumen PC, kata Junaidi, adalah jaminan kualitas komoditas yang dilalulintaskan. Yang menyatakan bahan-bahan tersebut bebas dari hama penyakit berupa bakteri atau virus dan sejenisnya. Yang dapat mengganggu kelestarian sumber daya alam di Indonesia, khususnya di Sulut.

Soal standar operasional prosedur, tambah Junaidi, penahanan komoditas di entry point, akan dilanjutkan penahanan barang selama 14 hari. Jika selama itu pemilik tidak dapat memenuhi dokumen standar, pihaknya akan melakukan penolakan.

Ditambah durasi 14 hari tanpa tindak lanjut, Balai Karantina akan menerbitkan surat perintah pemusnahan.

“Komoditas lada sichuan tersebut adalah pertama kali masuk ke Sulut. Makanya kami menunggu hasil pemeriksaan sampel dari BNN Sulut,” pungkasnya.

Junaidi mengingatkan kepada para turis mancanegara, supaya tidak membawa bahan rempah makanan ke Sulut. Karena komoditas di daerah ini begitu melimpah dan terjamin kualitasnya.

(Hary)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.