MANADO- Masalah stunting (kerdil) menjadi perhatian serius pemerintah provinsi Sulawesi Utara. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulut dr Debie Kalalo MSc mengatakan, hasil pemantauan status gizi (PSG) 2017 yang dilakukan Direktorat Gizi Masyarakat Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, masalah stunting di Sulut berada di angka 31,4. Sedangkan standar nasional adalah di angka 20.
“Kabupaten Bolmong Selatan menjadi yang tertinggi maaalah stunting di provinsi ini dengan angka 51,3. Karena itu, Bolsel menjadi prioritas penanganan stunting di Sulut oleh Kementerian Kesehatan,” sebut Kalalo.
Diterangkannya, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Anak stunting cenderung lebih kerdil dibanding anak seusianya.
“Cegah stunting itu penting,” seru Kalalo.
Langkahnya, cukupi gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, makanan pendamping ASI bergizi, dan imunisasi. Kemudian, perhatikan sanitasi berupa pemakaian air bersih, jamban sehat, dan biasakan mencuci tangan memakai sabun.
“Itu sangat penting untuk mencegah stunting sehingga menjadikan anak cerdas, kreatif, serta produktif, ” ujarnya.
Kalalo pun menekankan, di momen Hari Gizi Nasional ke-58 ini, pihaknya akan terus mengedukasi masyarakat khususnya orang tua soal pemberian gizi terbaik bagi anak. Kelompok remaja putri dan usaha kesehatan sekolah (UKS) pun menjadi sasaran Dinkes untuk mendeteksi apabila ada gangguan fisik.
Di sisi lain, mengenalkan pos pelayanan terpadu (Posyandu) bagi ibu hamil dan anak balita sebagai kontrol tumbuh kembang anak.
“Dengan masyarakat sehat tentunya kita dapat membangun generasi masa depan yang sehat,” tandasnya, di sela peringatan Hari Gizi Nasional ke-58, di Kawasan Zero Point, Manado, Jumat (26/1/2018).
(Harry)