MANADO – Bencana banjir yang melanda Kota Manado Sabtu 16 Desember 2017 lalu, ternyata meninggalkan kisah sedih bagi sebagian warga Manado. Hujan lebat yang turun sekira hanya dalam beberapa jam, sempat merendam sebagian wilayah di Kota Manado. Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Pemkot Manado kepada warga Kotanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Manado pun membeberkan data resmi dampak bencana yang melanda Kota Manado beberapa hari yang lalu.
Selasa (19/12/2017) sore, bertempat di Pendopo Kantor Wali Kota Manado, Wakil Wali Kota Manado Mor Bastiaan SE yang didampingi Plt Sekretaris Daerah Rum Usulu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Micler Lakat dan Asisten III Bidang Administrasi Umum Frans Mawitjere mengungkapkan sejumlah data dari kejadian bencana banjir lewat Konferensi Pers.
Menurut data yang dibacakan oleh Wakil Wali Kota Manado, bencana banjir dan tanah longsor pada Sabtu (16/9/2017) lalu menimpa 46 Kelurahan di 9 Kecamatan di Kota Manado. Data tersebut didapat dari tim penanggulangan bencana banjir yang langsung bergerak turun kelapangan saat bencana sampai dengan pasca bencana.
“Diperkirakan ada 7.591 Kepala Keluarga dengan total sekira 17.615 jiwa mengalami musibah ini. Dalam perhitungan kami, itu terdiri atas 5.824 rumah yang terkena bencana banjir dan 296 rumah yang terkena bencana tanah longsor,” ungkap Wawali Mor mengutip data dari tim penanggulangan bencana.
Akan tetapi lanjut Wawali, data yang ada saat ini belum valid dan bisa mengalami perubahan karena Tim penanggulangan bencana saat ini masih melanjutkan pendataan.
“Masih terus akan di update lagi, apabila masih ada rumah yang belum terdata,” tegasnya.
Langkah yang diambil Pemkot Manado saat terjadinya bencana adalah langsung memberikan bantuan serta berkoordinasi dengan tim SAR, TNI/Polri untuk segera melakukan proses evakuasi.
“Pemkot Manado segera merespon saat terjadinya bencana dengan langsung memberikan bantuan dasar berupa makanan siap saji, serta bekerjasama dengan tim SAR,TNI, Polri untuk melakukan evakuasi terhadap korban banjir dan tanah longsor,” tuturnya.
Hal itu pun berlangsung hingga pasca bencana dimana pemberian makanan dan proses evakuasi berjalan terus.
“Proses pemberian bantuan makanan siap saji dan evakuasi terhadap korban bencana terus berlangsung sampai dengan hari Minggu keesokan harinya. Apalagi dengan adanya laporan korban yang hilang terbawa arus,” tukas Wawali Mor yang diketahui juga pada saat terjadinya peristiwa bencana banjir dan tanah longsor, turun kelapangan memantau langsung dan berkoordinasi dengan tim penanggulangan bencana.
Lanjutnya, sehari sesudah kejadian bencana, bapak Wali Kota Manado Dr Ir GS Vicky Lumentut SH MSi DEA segera mengeluarkan SK status keadaan darurat penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado tahun 2017, urainya sambil menginformasikan bahwa Wali Kota Manado dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Manado saat ini berada di Jakarta untuk melaporkan terjadinya bencana di Kota Manado.
Diakhir konferensi pers, Wawali Mor tak lupa juga mengingatkan akan efek yang bakal timbul pasca bencana.
” Pasca bencana, saya mengkhawatirkan akan timbulnya berbagai penyakit yang nantinya akan menyerang warga. Karena itu, saya meminta kepada Dinas Kesehatan untuk langsung turun ke lapangan bersama-sama dengan tim yang ada untuk bantu memeriksa kesehatan masyarakat,” pungkasnya sambil mengimbau masyarakat untuk tetap waspada akan kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana susulan dikarenakan cuaca Kota Manado yang sering berubah-ubah.
Ini rincian data dampak bencana pada Sabtu, 16 Desember 2017 lalu.
1. Kecamatan Singkil
4.970 jiwa, atau 1.510 kepala keluarga
Yang mengalami banjir: 938 KK
2. Kecamatan Sario
4.139 jiwa, atau 1.227 KK, atau 935
1 rumah terdampak longsor
3. Kecamatan Tikala
4.406 jiwa atau 1.111 KK, atau 973 rumah
33 rumah terdampak longsor
4. Kecamatan Paal 2
5.025 jiwa, atau 1.362 KK atau 118 rumah
5. Kecamatan Wanea
5.267 jiwa atau 1.395 KK atau 1.223 rumah
172 rumah terdampak longsor
6. Kecamatan Tuminting
19 jiwa atau 4 KK
4 rumah terdampak longsor
7. Kecamatan Wenang
2.416 jiwa atau 585 KK atau 299 rumah
8. Kecamatan Malalayang
1.324 jiwa, atau 387 KK, atau 328 rumah
6 rumah longsor
9. Kecamatan Mapanget
44 jiwa, atau 10 KK atau 10 rumah banjir
(Budi)