MANADO- Pupuk memegang peranan penting dalam dunia pertanian. Ketersedian pupuk bagi petani merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam dunia usaha pertanian. Seringnya terjadi kelangkaan pupuk di Indonesia menjadi pemicu semangat dari Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kota Manado untuk berinovasi, dengan menciptakan pupuk buatan hasil dari limbah Rumah Potong Hewan (RPH) Manado.
Hal tersebut diungkapkan Plt Kepala DPKP Kota Manado Ir Nolfie Djoike Talumewo melalui Kepala Rumah Potong Hewan (RPH) Manado Joike Tumbel S.Pt di Kantor DPKP Kota Manado, Senin (27/11/2017) siang.
Menurut Tumbel, sisa limbah RPH yang berasal dari ternak Sapi bisa menjadi bahan baku pembuatan pupuk dengan melalui beberapa tekhnik pengolahan. Dan saat ini, DPKP Kota Manado telah menciptakan pupuk organic dari limbah RPH, dan telah dimanfaatkan petani.
” Sebenarnya, pembuatan pupuk ini sudah dari tahun lalu (2016). Pembuatan pupuk ini murni alami, tanpa adanya campuran bahan bahan kimia, jadi bisa dikategorikan sebagai pupuk organic, dan juga telah melalui penelitian di Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand) Manado, dan dinyatakan layak untuk dimanfaatkan sebagai pupuk, karena memiliki kandungan unsur Nitrogen (N) yang tinggi,” ungkap Tumbel.
Awalnya, lanjut Tumbel, kami dari RPH Manado hanya memikirkan cara untuk memanfaatkan limbah RPH dari ternak sapi yang dipotong di RPH, yakni sisa sisa makanan dari lumen Sapi yang dipotong, yang jumlahnya lumayan banyak, dan hanya terbuang sia-sia. Lalu kemudian muncul inisiatif untuk mengolah limbah ini agar bisa dijadikan pupuk, kisah Tumbel kepada sulutaktual.com.
“Sisa makanan dalam Lumen ternak Sapi itu kami ambil dan diolah sehingga akhirnya bisa dijadikan pupuk. Dan saat ini, beberapa Kelompok Tani/ Petani Cabe di Kota Manado, telah memanfaatkan pupuk organic buatan DPKP Manado untuk digunakan di lahan pertanian cabe milik mereka, dan mendapatkan hasil panen yang sangat memuaskan. Bahkan, permintaan dari petani akan pupuk ini begitu tinggi saat ini,” ungkap Tumbel.
Lanjutnya lagi, untuk sekarang, produksi pupuk ini masih terbatas, karena pengolahannya masih manual, belum menggunakan mesin, dikarenakan tak adanya anggaran untuk pengadaan mesin pembuat pupuk dan untuk biaya operasional lainnya.
“Pupuk ini kami namakan ” PUPUK CERDAS”. Pupuk organik buatan RPH Manado diharapkan akan sangat membantu petani cerdas di Kota Manado khususnya dan petani hebat yang ada di Sulut pada umumnya,” tutup Tumbel seraya berharap kedepannya bisa mendapatkan bantuan mesin mesin pengolah pupuk dari Kementerian Pertanian, ataupun bisa dianggarkan dalam APBD Kota Manado, sehingga bisa mengurangi ketergantungan akan tersedianya pupuk dari pabrik.
(Budi)