TAHUNA -Tingginya ketergantungan Bahan Bakar Minyak (BMM) jenis minyak tanah (MT) di Kabupaten Sangihe harusnya menjadi perhatian serius dari pemerintah. Dibeberapa kampung kuota 6 liter MT bagi setiap kepala keluarga (KK) dinilai banyak kalangan dan penerima masih sangat minim untuk memenuhi kebutuhan apalagi yang memiliki profesi nelayan.
Seperti halnya di Kampung Sensong Kecamatan Tabukan Tengah, dimana penerima jatah MT mengeluh dengan kuota yang mereka terima.
“Kami hanya mendapatkan jatah sejumlah 3 liter/2 minggu atau 6 liter/bulan. Bagi kami nelayan kuota sejumlah itu tidak mampu memenuhi kebutuhan kami untuk melaut. Kalau semalam kami melaut menggunakan 1 liter MT untuk penerangan maka sisa 2 liter tidak cukup untuk kebutuhan memasak dalam dua minggu,” kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kampung Sensong Yolans Makadolang.
Lebih lanjut Makadolang menyatakan silahkan pemerintah memperhintungkan bahwa 3 liter/2 minggu cukup untuk kebutuhan masyarakat. Tapi bagi masyarakat nelayan kuota MT sejumlah tidak cukup dalam sebulan untuk melakukan aktifitas melaut.
“Kebutuhan masyarakat nelayan terhadap MT masih sangat tinggi sehingga pemerintah harus memikirkan penambaan kuota MT lagi kepada masyarakat Kampung Sensong dan sejumlah kampung lainnya penerima MT dengan jumlah 6 liter/bulan,” jelasnya kembali.
Disisi lain Makadolang mempertanyakan sejumlah kampung lain di Kabupaten Sangihe yang menerima jatah MT 10 liter/bulan.
“Kenapa wilayah lainnya menerima jatah 10 liter/bulan. Harusnya disama ratakan saja di seluruh Kabupaten Sangihe,” imbuhnya.
(sam)