TAHUNA -Tiga Bulan sudah pemerintahan Jabes E Gaghana SE ME dan Helmud Hontong SE (Megahagho) melaksanakan salah satu program unggulan di tiga kecamatan berbeda berupa Medaseng.
Program Medaseng yang notabene tujuannya mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat belakangan diartikan miring oleh sejumlah warga yang ada.
Sejumlah warga yang berhasil ditemui sulutaktual.com menyatakan program Medaseng yang bakal akan dilaksanakan di 15 kecamatan se-Sangihe hanyalah bagian dari pencitraan pemerintahan Megahagho.
“Banyak yang menilai kalau programĀ Medaseng ini hanyalah sebuah pencitraan semata tanpa ada efek kepada masyarakat yang menjadi lokasi tempat pelaksanaan program Medaseng ini,” jelas sejumlah warga yang meminta namanya tidak dipublikasikan.
Lebih lanjut mereka menyatakan kalau benar-benar program Medaseng ini bagian dari upaya peningkatan dan pendekatan pelayanan kepada masyarakat, kenapa justru dijadikan lahan oleh sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mendapatkan rupiah melalui perjalanan dinas dalam daerah. Dan kenapa kalau Medaseng justru banyak pejabat dan ASN yang pulang bukannya menginap.
“Yang kami lihat program ini justeru dijadikan lahan perjalanan dinas dalam daerah, sehingga hari pertama saja banyak pejabat dan ASN yang ikut, usai mendapatkan tanda tangan SPPD ada pejabt dan ASN langsung kembali ke Tahuna,” imbuh mereka.
Sekretaris Daerah Edwin Roring membantah tegas perihal program Medaseng adalah pencitraan pemerintahan sekarang.
“Saya kira keliru dan hanya orang usil saja yang mengartikan program Medaseng ini adalah pencitraan pemerintah. Ingat program Medaseng adalah bagian dari upaya pendekatan pelayanan pemerintahan Megahagho dan ini merupakan bukti dari janji kampanye yang lalu dan saat ini rutin digelar tiap bulan di kecamatan yang berbeda,” jelas Roring.
Roring juga menambahkan saat ini yang terbaik dilakukan oleh semua lapisan masyarakat adalah mendukung dan memberikan kesempatan kepada pemerintahan Megahagho untuk berbuat bagi Kabupaten Sangihe ke arah yang lebih baik.
“Setiap kekurangan yang terjadi, baiknya diformulasikan sebagai masukan atau kritikan membangun sehingga kita semua dalam kebersamaan membangun daerah yang kita cintai bersama. Hentikan perbedaan mari bergandengan tangan dalam kebersamaan untuk Sangihe yang sejahtera dan lebih baik,” kunci Roring.
(sam)