MANADO- Bertempat di Cafe BS, Tikala Kumaraka, Manado, Selasa (17/10/2017) pagi digelar diskusi oleh Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Manado.
Diskusi yang membahas soal kemacetan yang semakin tinggi di Kota Manado dihadiri unsur pemerintah kota, pengusaha dan tokoh masyarakat, serius membahas dan mencari solusi dengan menginventarisir masalah kemacetan yang terjadi.
Bertindak sebagai supervisi dalam diskusi ini, Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Manado, M Sofyan AP MSi, Budayawan Sulut, Reyner Ointu, anggota Forum LLAJ antara lain Roy Tambayong, Taufik Tumbaleka, Samuel Lambongbuka, Ventje Jacob dan perwakilan masyarakat untuk berdiskusi menyelesaikan persoalan kemacetan di Manado.
Menurut anggota Forum LLAJ sekaligus pengusaha angkutan Taufik Tumbelaka, makin banyaknya titik kemacetan yang ada di Kota Manado, sehingga mengusulkan untuk dibentuknya tim khusus yan bertugas menyebarkan informasi soal kemacetan.
“Adapun usul yang saya ajukan adalah denga dibuat Tim Khusus Penyebar Informasi tentang titik titik kemacetan, dimana tim ini bertugas memberi Informasi soal titik kemacetan di Kota Manado per jam, bisa dalam bentuk informasi berupa screen shoot, tampilan info kemacetan dari google map, kemudian dishare/disosialisasikan via medsos,” tutur Taufik.
Dikesempatan yang sama, Tokoh Masyarakat yang juga Budayawan Sulut, Reiner Ointue menjelaskan, salah satu penyumbang kemacetan di Kota Manado adalah karena semakin bertambah banyaknya angkutan online dan belum adanya regulasi soal pembatasan jumlah armada.
“Untuk di Manado terdapat 3 angkutan online yang aktif, yaitu Go Car, Grab dan Uber. Diperkirakan taxi online sudah mencapai 5000-an kendaraan. Hal ini juga sangat dilematis disaat orang butuh lapangan kerja namun satu sisi menambah kemacetan. Maka disarankan pemerintah segera membatasi jumlah angkutan moda online,” jelas Ointu.
Hal senada juga disampaikan Ventce Jacob. Dalam kesempatan menyampaikan pendapatnya, Jacob menjabarkan 3 hal yang menjadi penyebab kemacetan, yaitu Infrastruktur jalan, sarana angkutan/otomotif dan mentalitas pengendara.
“Infrastruktur tidak bisa berkembang secara cepat berbanding dengan penambahan jumlah kendaraan. Menurut data tahun 2015, ada salah satu perusahaan otomotif menargetkan penjualan sebanyak 10.000 unit/ tahun. Itu belum termasuk dengan perusahaan otomotif yang lain. Persoalan pun bertambah disebabkan karena mentalitas pengendara/pemakai jalan yang masih rendahnya kesadaran berlalu lintas dan tak patuh pada aturan,” imbuh Jacob.
Menanggapi hal tersebut diatas, Kadishub Manado M.Sofyan mengapresiasi segala bentuk masukan yang diberikan oleh anggota Forum LLAJ tersebut.
“Dengan adanya forum diskusi ini, Pemerintah Kota Manado bisa mendapatkan masukan dari berbagai elemen masyarakat yang bisa membantu dalam mengatasi problem kemacetan di Kota Manado. Pada prinsipnya, bahwa keterlibatan dari semua pihak dan kesadaran dari pengguna jalan dalam mengatasi masalah kemacetan di Manado sangat diperlukan. Dan melalui diskusi ini, diharapkan dapat memberikan solusi dalam mengurai kemacetan di Manado yang cukup tinggi, karena secara logika sangat sulit untuk mengatasi masalah kemacetan di Manado dengan melihat kondisi lalu lintas yang ada saat ini,” tutup Sofyan.
(Ferdian)