MANDO- Forum Komunikasi Antar LSM dan Ormas (FKALO) Sulawesi Utara (Sulut) akan menggelar aksi damai 212 Sulut, yang nantinya akan dilaksanakan pada hari Selasa, (21/02/2017), pukul 12.00 Wita di lapangan Koni Sario Manado.
Aksi damai 212 Sulut yang nantinya akan melibatkan seluruh ormas di Sulut akan membawa sejumlah tuntutan demi menyikapi situasi bangsa saat ini. Adapun tuntutan yang nantinya akan diaspirasikan berupa:
1.Bubarkan Front Pembela Islam (ormas intoleran, radikal, anti Pancasila dan pemecah belah bangsa).
2.Tangkap, adili, penjarakan Rizieq Sihab (penista Pancasila)
3.Cabut kewarganegaraan Rizieq Sihab (penista Pancasila tak layak hidup di bumi Pancasila)
4.Mendesak dan Mendukung Polri untuk menuntaskan semua kasus yang dituduhkan kepada Rizieq Sihab.
5.Mendukung Polri tuntaskan semua kasus Rizieq Shihab.
Diketahui dalam aksi damai 212 tersebut akan diikuti oleh elemen masyarakat dan lintas LSM serta ormas yang ada di Sulawesi Utara. Antara lain; Brigade Manguni Indonesia (BMI), Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), Laskar Manguni Indonesia (LMI), GP ANSOR, Brigade Masjid Sulut, Bela Eksestensi Tanah Air BETA), Waraney Puser In Tana, Milisi Waraney, Garda Manguni, Manguni Indonesia, Laskar Kabasaran, Patriot Pancasila, PAMI Perjuangan, Komando Militan Manguni, Anak Rantau Minahasa (ARMI), Manguni Pinaesaan, Patriot Perjuangan, Brigade Waraney Malesung, GASAK, GEBRAK, SBSI, FBI, PMPS, Manguni Esa, PILAR, LAKRI, BANSER NU, dan para tokoh lintas agama, dengan jumlah keseluruhannya mencapai 30-an ribu anggota yang tersebar dari berbagai daerah di Sulut.
Sekertaris FKALO Sulut Howard Hendriek Marius mengatakan, anti FPI bukan berarti anti Islam, Islam di ditanah Toar Lumimuut adalah Islam yang damai dan indah.
“Islam di Sulut berbeda dengan FPI yang anarkis, intoleran dan pemecah belah bangsa. Menurut kami FPI bukan cerminan Islam. FPI adalah preman berkedok agama. FPI adalah ormas, Islam adalah agama, jangan samakan ormas dengan agama, terlalu kecil dan sempit yang menyamakan antara ormas dengan agama,” tegasnya.
Lanjutnya, anti FPI bukan berarti anti Islam, tapi apabila anti Pancasila yang adalah Ideologi Bangsa Indonesia, berarti anti NKRI. Dan bila anti NKRI, maka silahkan angkat kaki dari NKRI, dan cabut kewarganegaraannya. Dengan itu, F.KALO Sulut akan meminta Gubernur, Ketua DPRD Pemprov Sulut, Kapolda Sulut, Pangdam XIII Merdeka untuk sekiranya bisa hadir di Lapangan Koni Sario Manado nanti.
“Massa yang akan hadir nantinya diperkirakan sekitar 30 ribuan anggota dari berbagai daerah dari seluruh elemen masyarakat yang tergabung dalam lintas agama dan lintas LSM/Ormas Se-Sulawesi Utara.
Selain itu juga F.KALO Sulut meminta kepada Pemprov Sulut untuk dapat membantu dan melancarkan Aksi Damai 212 Sulut Setia Bela Pancasila, NKRI Harga Mati, sekiranya untuk bisa menyediakan makanan dan minuman secukupnya bagi peserta Aksi Damai 212. Juga untuk ketersediaan fasilitas WC umum, mobil ambulance dan pengamanan dari Sat Pol PP.
Aksi Damai 212, Sulut Setia Bela Pancasila, NKRI Harga Mati
-Penanggung Jawab: Decky Maengkom
-Koordinator: Nouke Paat
-Sekertaris: Howard Hendriek Marius
(Marvil Kembuan)